04 May 2007

Apa Sekolah Sudah Menjadi Tempat Yang Mengerikan?

Malam ini kami mempercakapkan nasib mengenaskan yang menimpa seorang anak lelaki kecil kelas 2 SD. Ia meninggal dunia lantaran dianiaya kawan sebayanya, 3 anak perempuan dan 1 anak lelaki di sekolah. Ini menambah daftar kekerasan yang dialami dan juga dilakukan oleh anak usia SD.
Kita mau bilang apa sekarang? Baik korban maupun pelaku sama-sama menderita, walau dengan lanskap yang berbeda. Derita juga dirasakan oleh keluarga mereka. Derita juga akan menghampiri anak-anak lain teman mereka. Ada trauma yang bersemayam, mungkin dalam jangka waktu panjang. Teramat panjang.
Kita mau bilang apa sekarang? Bahwa ini adalah sebuah kenyataan hidup yang pahit, yang harus dengan mata dan hati perih kita hadapi? Bahwa ini adalah semata-mata kasus persentase kecil yang tak menggambarkan dunia sekolah dan pendidikan secara keseluruhan? Saya berharap tak ada pejabat yang bicara seperti ini.
Kita mau bilang apa sekarang? Bagi saya sudah tampak jelas gambarnya: kita menghadapi soal budi pekerti, soal perasaan welas asih yang berstadium tinggi. Dan saya bisa bilang dengan lantang bahwa penjahat besar dari persoalan ini adalah : orang dewasa! Orang dewasa yang tetap tak ambil pusing soal tayangan-tayangan kekerasan di layar kaca. Orang dewasa yang tetap mempertontonkan adegan kekerasan di kehidupan sehari-hari. Suami yang mukul istri lantaran pusing akibat hidup yang menghimpit. Orang dewasa yang ramai-ramai menggebuk maling ayam sampai meninggal dunia.
Duh, orang dewasa. Dunia macam apa yang hendak kita wariskan kepada anak-anak kita?


1 comment:

Phi Aja said...

tak seharusnya anak diusia dini melakukan tindakan yang tidak dibenarkan. sekolah tidak bisa disalahkan 100% akan kejadian seperti ini. pendidikan di rumah (sikap orang tua dan tetangga sekitar), tayangan televisi yang kurang mendidik..... "mereka" juga bisa berkaitan dengan hal ini.

film2 animasi yang identik dengan anak zaman millenium juga memberikan contoh yang tidak baik (terjadi adu hantam antara pahlawan dan musuh, dll) yang nantinya PASTI akan ditiru oleh anak2. sekarang pertanyaannya DIMANA anak2 tsb mengimplementasikan apa yang ia tonton disetiap pagi, siang, sore bahkan malam harinya??? hanya ada satu tempat........SEKOLAH.... tempat dimana mereka berinteraksi.
peranan guru di sekolah hendaknya bisa menjadi figur teladan yang "meng-asik-an" bagi mereka,,
harapan saya, semoga pemerintah tidak hanya tinggal diam dan duduk tenang di ruangan full AC tanpa melihat hal ini dengan sebelah mata saja.... tolong LIHAT generasi penerus bangsa ini. do something !!

buat bang muzi,,,, terimakasih atas wacana-nya.... semoga bermafaat bagi bangsa kita.

Salam,
PIA